Langsung ke konten utama

Apa Penyebab Seseorang Belibet Ketika Berbicara dan Susah Menjelaskan Sesuatu?



    Ada banyak penyebab seseorang belibet ketika berbicara bahkan merasa susah sekali untuk menjelaskan apa yang sedang dipikirkan dan apa yang ingin dikatakan. Terdapat banyak hal yang seseorang pikirkan, sehingga semakin menggebu-gebu ingin mengatakan semua, tetapi semakin sulit dan belibet bicara. Seseorang yang belibet atau tidak jelas dalam bicara, biasanya dia tipikal orang yang suka mendengarkan. Sebenarnya dia ingin berbicara, namun dia bingung harus memulai dari mana dan terlalu psimis dengan kemampuan dirinya.

    Salah satu penyebab seseorang belibet bicara adalah karena dia jarang didengarkan. Awalnya dimulai dari memendam semua hal yang ingin dikatakan. Ketika dia mencoba bicara, dia tidak didengarkan, sehingga tidak tahu bagaimana rasanya didengarkan.

    Dia terlalu sibuk mendengarkan orang lain sampai dia menyadari bahwa dia sangat jarang didengarkan. Padahal banyak sekali hal yang ingin disampaikannya, dia hanya butuh pendengar yang baik dan tertarik dengan apa yang dia sampaikan. Namun ternyata tidak ada yang tertarik, sehingga dia memendam semuanya sendiri.

Untuk apa mengatakannya ? Orang lain juga tidak akan mendengarkannya.”

    Kata itu sering keluar dipikiran beberapa orang yang belibet ketika ingin mengatakan sesuatu. Karena jarang didengarkan, maka semakin jarang pula dia berbicara, itulah kenapa ketika ada yang mau mendengarkan dan banyaknya hal yang dipikirkannya, sekalinya dia bicara yang disampaikan cenderung belibet.

    Karena tidak terbiasa berbicara, hal yang ingin disampaikannya jadi tidak terstruktur, sehingga belibet bicara dan susah menjelaskan sesuatu. Kira-kira begitu.

 Selasa, 25 Juli 2023


Al Qodri Dewi Wulansari

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Rumah Kita

 "Indonesia Rumah Kita" Karya:  Vicky Auwalinda      Indonesia bukan hanya sebuah nama di peta dunia. Ia adalah denyut nadi yang mengalir dalam tubuh kita, udara yang kita hirup setiap hari, dan tanah yang menjadi tempat berpijak serta beristirahat. Indonesia adalah rumah, tempat kita lahir, tumbuh, belajar, dan bercita-cita. Rumah ini mungkin tidak selalu sempurna. Ada saat-saat ia goyah, diterpa badai perpecahan, bahkan retak oleh ego dan kesalahpahaman. Namun, bukankah rumah sejati adalah tempat di mana kita belajar memperbaiki, bukan meninggalkan? Indonesia adalah rumah yang tidak boleh kita abaikan, karena di sinilah akar dan masa depan kita tertanam.         Di rumah bernama Indonesia, kita menemukan beragam bahasa, budaya, adat, dan agama. Semua itu ibarat perabotan yang berbeda bentuk, warna, dan fungsi, tetapi justru membuat rumah semakin indah dan lengkap. Kita tidak perlu sama untuk bisa bersatu, cukup saling memahami bahwa perbeda...

BERPUISI DENGAN DENDAM

 "BERPUISI DENGAN DENDAM" Karya :Farisna Amalia K Puisi ini bermula pada keheningan malam Saat udara dingin mendekap tubuh lalu terdiam. Hingga, Terbentang sebuah pemikiran mendalam Akan kenangan-kenangan kelam yang di genggam Menyelimuti tubuh dengan tajam, kejam, dan menikam. Mata terpejam tak bergerak Menyempurnakan ribuan potongan kecil di benak Yang terus-menerus mendobrak, bergejolak,  dan memberontak tanpa ampun menyerbu hingga meledak, dan menyeruak. Bibirku kelu untuk mengungkapkan, Hanya perasaan yang mampu untuk mendefinisikan. Ingin ku ulang, Namun, semua hanya angan yang tertahan di pikiran. Sampai pada akhirnya aku disadarkan oleh kenyataan, Semua yang berakhir tak akan pernah terulang, Semua hanya tinggal serpihan yang terkenang, Meninggalkan jejak yang menyesakkan.

Abadi

 Abadi   By : Indy Deciavani Marifatus S Tentang sosok yg tiba tiba datang, menetap, lalu pergi. Aku tidak tau harus memulai cerita ini darimana. Mungkin dari pertama kali kita bertemu ya? kita sebut aja "my first love". Awal perkenalan kita memang singkat. Jujur saja, aku jatuh cinta padamu karna rambutmu yg sangat lucu itu. Entah kenapa setiap kamu berlari, rambut mu bisa seperti "twing - twing" hehe... itulah yg membuat aku tertarik padamu. Aku pikir perasaan ini ngga akan lama, tetapi aku salah.  Semakin hari aku melihatmu, aku semakin jatuh cinta padamu, hingga aku berasumsi bahwa kamu adalah milikku. Tibalah hari dimana pertama kali aku bisa bermain denganmu, hari dimana aku pertama kali merasakan dibonceng sama kamu. Jujur disitu rasanya campur aduk antara senang tetapi juga deg deg an, karna aku belum pernah merasakan hal sekecil ini yg bisa buat aku bahagia, terlebih dari orang yg aku sayang. Dari situ lah kita menjadi semakin dekat, dan tibalah di hari ...