Langsung ke konten utama

Fokus pada Diri dan Hubungan dengan Allah SWT

 


    Perjalanan panjang antara aku juga hidupku. Masalalu juga sekarang membuat kita menjadi seseorang yang pemikir. Tentang masa dulu yang telah ku lalui dengan hampa. Sampai dimana titik ku berfikir hidupku hanya sebagai alat. Tak ada alasan yang penting. Pikiran yang berkecambuk. Sampai dimana ku menemukan sebuah kalimat. 

"Ayo mulai kembali, kali ini libatkan Allah bersamamu".

Disini ada terdapat macam banyak perkalian. Maksud ku, tentang bagaimana ku memulai. Sampai ku menemukan sebuah kalimat yang menggambarkan ku saat ini. 

"Padahal aku hanya memperbaiki sholat, tetapi Allah balas  dengan memperbaiki segalanya".

Dan itu benar adanya. Dari sini pun aku sadar bahwasanya. 

"Tidak ada yang terlambat, tidak ada yang terlalu cepat. 

Kamu di zona waktumu. New York 3 jam lebih awal dari California, tetapi tidak berarti California lambat atau New York cepat. Keduanya bekerja sesuai zona waktu nya masing masing ".

    Dan akupun jadi tau untuk saat ini, ga ada yang lebih penting selain fokus ke diri sendiri dan memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Karena saat dimana kamu sedang jatuh,  hanya Allah dan dirimu sendri lah yang akan selalu bersamamu. 

    Dari perjalanan ini aku mengerti. Dan satu hal yang kalian harus tau, tidak ada seseorang yang lebih baik dari seseorang dan kamupun tidak bisa berfikir kamu adalah seseorang yang mempunyai jalan paling berat didunia ini. Tidak, kamu tidak akan pernah tau sejauh mana seseorang itu bertahan dengan ujian nya juga tidak pernah tau apa ujian yang diujikan untuk mereka. Sejauh ini ku akui bahwa. 

"Kedewasaan itu bukan tentang umur. Melainkan sejauh mana kamu bisa melewati ujianmu tanpa melibatkan seseorang didalamnya". 


Jum'at, 14 Juli 2023


Nila Salma F. I.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Rumah Kita

 "Indonesia Rumah Kita" Karya:  Vicky Auwalinda      Indonesia bukan hanya sebuah nama di peta dunia. Ia adalah denyut nadi yang mengalir dalam tubuh kita, udara yang kita hirup setiap hari, dan tanah yang menjadi tempat berpijak serta beristirahat. Indonesia adalah rumah, tempat kita lahir, tumbuh, belajar, dan bercita-cita. Rumah ini mungkin tidak selalu sempurna. Ada saat-saat ia goyah, diterpa badai perpecahan, bahkan retak oleh ego dan kesalahpahaman. Namun, bukankah rumah sejati adalah tempat di mana kita belajar memperbaiki, bukan meninggalkan? Indonesia adalah rumah yang tidak boleh kita abaikan, karena di sinilah akar dan masa depan kita tertanam.         Di rumah bernama Indonesia, kita menemukan beragam bahasa, budaya, adat, dan agama. Semua itu ibarat perabotan yang berbeda bentuk, warna, dan fungsi, tetapi justru membuat rumah semakin indah dan lengkap. Kita tidak perlu sama untuk bisa bersatu, cukup saling memahami bahwa perbeda...

BERPUISI DENGAN DENDAM

 "BERPUISI DENGAN DENDAM" Karya :Farisna Amalia K Puisi ini bermula pada keheningan malam Saat udara dingin mendekap tubuh lalu terdiam. Hingga, Terbentang sebuah pemikiran mendalam Akan kenangan-kenangan kelam yang di genggam Menyelimuti tubuh dengan tajam, kejam, dan menikam. Mata terpejam tak bergerak Menyempurnakan ribuan potongan kecil di benak Yang terus-menerus mendobrak, bergejolak,  dan memberontak tanpa ampun menyerbu hingga meledak, dan menyeruak. Bibirku kelu untuk mengungkapkan, Hanya perasaan yang mampu untuk mendefinisikan. Ingin ku ulang, Namun, semua hanya angan yang tertahan di pikiran. Sampai pada akhirnya aku disadarkan oleh kenyataan, Semua yang berakhir tak akan pernah terulang, Semua hanya tinggal serpihan yang terkenang, Meninggalkan jejak yang menyesakkan.

Abadi

 Abadi   By : Indy Deciavani Marifatus S Tentang sosok yg tiba tiba datang, menetap, lalu pergi. Aku tidak tau harus memulai cerita ini darimana. Mungkin dari pertama kali kita bertemu ya? kita sebut aja "my first love". Awal perkenalan kita memang singkat. Jujur saja, aku jatuh cinta padamu karna rambutmu yg sangat lucu itu. Entah kenapa setiap kamu berlari, rambut mu bisa seperti "twing - twing" hehe... itulah yg membuat aku tertarik padamu. Aku pikir perasaan ini ngga akan lama, tetapi aku salah.  Semakin hari aku melihatmu, aku semakin jatuh cinta padamu, hingga aku berasumsi bahwa kamu adalah milikku. Tibalah hari dimana pertama kali aku bisa bermain denganmu, hari dimana aku pertama kali merasakan dibonceng sama kamu. Jujur disitu rasanya campur aduk antara senang tetapi juga deg deg an, karna aku belum pernah merasakan hal sekecil ini yg bisa buat aku bahagia, terlebih dari orang yg aku sayang. Dari situ lah kita menjadi semakin dekat, dan tibalah di hari ...