Langsung ke konten utama

Kesadaran Yang Terlambat

 


Ini merupakan cerita seorang mahasiswa yang sedikit terlambat dalam menyadari sesuatu. Dia adalah sasha

Sasha adalah mahasiswa semester 5 dengan rata"IPK yang cukup rendah diantara teman yang lain. 

Sasha merupakan anak yang sangat jarang untuk belajar. Dia adalah mahasiswa yang akan belajar hanya ketika ada tugas saja. Pada suatu ketika tepatnya setelah ujian dia merenung karena nilainya menurun dan ada beberapa matkul yang tidak bisa diambilnya. Ada sedikit rasa iri dihatinya ketika melihat salah satu teman nya yang sama dengan dia tetapi nilainya lebih bagus dari dia. Dia adalah Kirana. “Kenapa dia bisa lebih hebat dari aku, padahal proses belajarnya sama saja.” kata sasha

Kemudian pada semester selanjutnya Sasha menjadi teman satu kelompok Kirana. Sasha dan Kirana memiliki hubungan pertemanan yang bisa dibilang cukup dekat tapi belum termasuk kategori sebagai persahabatan. Karena rasa penasaran Sasha yang tinggi dia memberanikan diri untuk bertanya kepada Kirana bagaimana cara mendapatkan nilai lebih baik dari Sasha.

“Kirana kamu di kelas terlihat biasa-biasa saja, tapi kenapa setiap ujian selalu mendapat nilai tinggi dan IPK mu selalu bagus?” tanya Sasha. Kirana yang mendapatkan pertanyaan seperti itu seketika tersenyum kepada Sasha kemudian Kirana menepuk pelan bahu Sasha dan berkata “Tak semua yang kamu lihat di permukaan adalah kenyataan 100 persen. Ada hal-hal lain yang tak kamu lihat,” ujar Kirana 

“Aku tidak seperti kebanyakan orang yang belajar banyak hal terus menerus, aku tidak cocok dengan itu.” lanjut Kirana

Karena masih penasaran Sasha kembali bertanya kepada Kirana “Lalu, bagaimana kamu belajar?”

Kirana lagi-lagi tersenyum ketika mendengar pertanyaan Sasha “Aku belajar selepas subuh, setengah jam setiap hari.”

“Proses belajar itu aku lakukan konsisten sejak aku kecil, tak pernah terlewat, tapi berdampak besar bagiku.”

“Walau sedikit, aku tetap tumbuh setiap harinya. Dibanding belajar banyak di satu hari, tapi di hari lain, tidak belajar,” jelas Kirana 

Dari pembicaraan tersebut Sasha merenung memikirkan pembahasan tadi bersama Kirana. Dan dia tersadar bahwa segala sesuatu yang kita lihat belum tentu 100% benar adanya dan juga tak ada perubahan besar yang dihasilkan dari proses yang sebentar.

Rata-rata orang sukses pun memerlukan waktu yang lama untuk menguasai satu bidang…

Dari situlah Sasha merubah mindset nya sehingga dia memutuskan untuk membentuk dirinya melalui hal-hal kecil tetapi berdampak besar bagi dirinya.

Meskipun sedikit terlambat tapi tidak ada kata terlambat untuk belajar. Dan tumbuh satu persen lebih baik daripada tidak sama sekali.


Jum'at, 1 September 2023


Rocha Wimpy Axselia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Rumah Kita

 "Indonesia Rumah Kita" Karya:  Vicky Auwalinda      Indonesia bukan hanya sebuah nama di peta dunia. Ia adalah denyut nadi yang mengalir dalam tubuh kita, udara yang kita hirup setiap hari, dan tanah yang menjadi tempat berpijak serta beristirahat. Indonesia adalah rumah, tempat kita lahir, tumbuh, belajar, dan bercita-cita. Rumah ini mungkin tidak selalu sempurna. Ada saat-saat ia goyah, diterpa badai perpecahan, bahkan retak oleh ego dan kesalahpahaman. Namun, bukankah rumah sejati adalah tempat di mana kita belajar memperbaiki, bukan meninggalkan? Indonesia adalah rumah yang tidak boleh kita abaikan, karena di sinilah akar dan masa depan kita tertanam.         Di rumah bernama Indonesia, kita menemukan beragam bahasa, budaya, adat, dan agama. Semua itu ibarat perabotan yang berbeda bentuk, warna, dan fungsi, tetapi justru membuat rumah semakin indah dan lengkap. Kita tidak perlu sama untuk bisa bersatu, cukup saling memahami bahwa perbeda...

BERPUISI DENGAN DENDAM

 "BERPUISI DENGAN DENDAM" Karya :Farisna Amalia K Puisi ini bermula pada keheningan malam Saat udara dingin mendekap tubuh lalu terdiam. Hingga, Terbentang sebuah pemikiran mendalam Akan kenangan-kenangan kelam yang di genggam Menyelimuti tubuh dengan tajam, kejam, dan menikam. Mata terpejam tak bergerak Menyempurnakan ribuan potongan kecil di benak Yang terus-menerus mendobrak, bergejolak,  dan memberontak tanpa ampun menyerbu hingga meledak, dan menyeruak. Bibirku kelu untuk mengungkapkan, Hanya perasaan yang mampu untuk mendefinisikan. Ingin ku ulang, Namun, semua hanya angan yang tertahan di pikiran. Sampai pada akhirnya aku disadarkan oleh kenyataan, Semua yang berakhir tak akan pernah terulang, Semua hanya tinggal serpihan yang terkenang, Meninggalkan jejak yang menyesakkan.

Abadi

 Abadi   By : Indy Deciavani Marifatus S Tentang sosok yg tiba tiba datang, menetap, lalu pergi. Aku tidak tau harus memulai cerita ini darimana. Mungkin dari pertama kali kita bertemu ya? kita sebut aja "my first love". Awal perkenalan kita memang singkat. Jujur saja, aku jatuh cinta padamu karna rambutmu yg sangat lucu itu. Entah kenapa setiap kamu berlari, rambut mu bisa seperti "twing - twing" hehe... itulah yg membuat aku tertarik padamu. Aku pikir perasaan ini ngga akan lama, tetapi aku salah.  Semakin hari aku melihatmu, aku semakin jatuh cinta padamu, hingga aku berasumsi bahwa kamu adalah milikku. Tibalah hari dimana pertama kali aku bisa bermain denganmu, hari dimana aku pertama kali merasakan dibonceng sama kamu. Jujur disitu rasanya campur aduk antara senang tetapi juga deg deg an, karna aku belum pernah merasakan hal sekecil ini yg bisa buat aku bahagia, terlebih dari orang yg aku sayang. Dari situ lah kita menjadi semakin dekat, dan tibalah di hari ...