Langsung ke konten utama

CAHAYA DI TENGAH KEGELAPAN

Cahaya di Tengah Kegelapan

Oleh : Lilis Adelia Rosidha

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemuda bernama Umar. Sejak kecil, Umar telah ditinggal kedua orang tuanya. dan diasuh oleh neneknya yang renta. Kehidupan mereka sangatlah sederhana, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun mereka harus berjuang keras.

Umar memiliki tekad yang kuat untuk keluar dari kemiskinan. la ingin memberikan kehidupan yang lebih layak bagi neneknya. Setiap hari, Umar bekerja keras membantu neneknya di sawah. Tak lupa, ia juga selalu menyempatkan diri untuk sholat tepat waktu dan mengaji.

Suatu hari, saat Umar sedang bekerja di sawah, ia melihat seorang kakek tua yang tergeletak lemah di pinggir jalan. Tanpa ragu, Umar segera menolong kakek tersebut dan membawanya pulang ke rumah.

Umar merawat kakek tua tersebut dengan penuh kasih sayang. la memberikan makanan dan minuman, serta mengobati luka-lukanya. Kakek tua tersebut sangat bersyukur atas kebaikan Umar. la pun menceritakan kisah hidupnya kepada Umar. Kakek tua tersebut adalah seorang pedagang yang sukses. Namun, dalam perjalanan dagangnya, ia dirampok dan kehilangan semua harta bendanya. la pun menjadi sakit dan terlantar.

Mendengar kisah kakek tua tersebut, Umar makin termotivasi untuk meraih kesuksesan. la yakin bahwa Allah Swt. akan selalu membantunya selama ia berusaha dengan sungguh-sungguh dan selalu berpegang teguh pada ajaran Islam. Sejak saat itu, Umar makin rajin bekerja dan belajar. la juga selalu berdoa kepada Allah Swt. agar dimudahkan dalam meraih cita-citanya.

Beberapa tahun kemudian, usaha keras Umar membuahkan hasil, la berhasil membuka toko kelontong kecil di desanya. Toko kelontongnya makin berkembang. pesat dan menjadi salah satu toko terbesar di desa tersebut. Umar tidak pernah melupakan kebaikan kakek tua yang telah menolongnya, la selalu membantu kakek tua tersebut dan memberikan tempat tinggal yang layak baginya.

Kisah Umar merupakan contoh bahwa dengan tekad yang kuat, kerja keras, dan selalu berpegang teguh pada ajaran Islam, kita dapat meraih kesuksesan dalam hidup. Allah Swt. selalu bersama orang-orang yang berusaha dengan sungguh- sungguh dan selalu berbuat kebaikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Rumah Kita

 "Indonesia Rumah Kita" Karya:  Vicky Auwalinda      Indonesia bukan hanya sebuah nama di peta dunia. Ia adalah denyut nadi yang mengalir dalam tubuh kita, udara yang kita hirup setiap hari, dan tanah yang menjadi tempat berpijak serta beristirahat. Indonesia adalah rumah, tempat kita lahir, tumbuh, belajar, dan bercita-cita. Rumah ini mungkin tidak selalu sempurna. Ada saat-saat ia goyah, diterpa badai perpecahan, bahkan retak oleh ego dan kesalahpahaman. Namun, bukankah rumah sejati adalah tempat di mana kita belajar memperbaiki, bukan meninggalkan? Indonesia adalah rumah yang tidak boleh kita abaikan, karena di sinilah akar dan masa depan kita tertanam.         Di rumah bernama Indonesia, kita menemukan beragam bahasa, budaya, adat, dan agama. Semua itu ibarat perabotan yang berbeda bentuk, warna, dan fungsi, tetapi justru membuat rumah semakin indah dan lengkap. Kita tidak perlu sama untuk bisa bersatu, cukup saling memahami bahwa perbeda...

BERPUISI DENGAN DENDAM

 "BERPUISI DENGAN DENDAM" Karya :Farisna Amalia K Puisi ini bermula pada keheningan malam Saat udara dingin mendekap tubuh lalu terdiam. Hingga, Terbentang sebuah pemikiran mendalam Akan kenangan-kenangan kelam yang di genggam Menyelimuti tubuh dengan tajam, kejam, dan menikam. Mata terpejam tak bergerak Menyempurnakan ribuan potongan kecil di benak Yang terus-menerus mendobrak, bergejolak,  dan memberontak tanpa ampun menyerbu hingga meledak, dan menyeruak. Bibirku kelu untuk mengungkapkan, Hanya perasaan yang mampu untuk mendefinisikan. Ingin ku ulang, Namun, semua hanya angan yang tertahan di pikiran. Sampai pada akhirnya aku disadarkan oleh kenyataan, Semua yang berakhir tak akan pernah terulang, Semua hanya tinggal serpihan yang terkenang, Meninggalkan jejak yang menyesakkan.

Abadi

 Abadi   By : Indy Deciavani Marifatus S Tentang sosok yg tiba tiba datang, menetap, lalu pergi. Aku tidak tau harus memulai cerita ini darimana. Mungkin dari pertama kali kita bertemu ya? kita sebut aja "my first love". Awal perkenalan kita memang singkat. Jujur saja, aku jatuh cinta padamu karna rambutmu yg sangat lucu itu. Entah kenapa setiap kamu berlari, rambut mu bisa seperti "twing - twing" hehe... itulah yg membuat aku tertarik padamu. Aku pikir perasaan ini ngga akan lama, tetapi aku salah.  Semakin hari aku melihatmu, aku semakin jatuh cinta padamu, hingga aku berasumsi bahwa kamu adalah milikku. Tibalah hari dimana pertama kali aku bisa bermain denganmu, hari dimana aku pertama kali merasakan dibonceng sama kamu. Jujur disitu rasanya campur aduk antara senang tetapi juga deg deg an, karna aku belum pernah merasakan hal sekecil ini yg bisa buat aku bahagia, terlebih dari orang yg aku sayang. Dari situ lah kita menjadi semakin dekat, dan tibalah di hari ...