Ketika Sepiring Nasi Menjadi Ujian Kesabaran Karya: Achmad Fakih Nurul Hakim Siang itu begitu terik. Langit bersih tanpa awan, tapi hawa panasnya menyesakkan. Aku duduk di tepi jalan, tidak untuk mengemis, bukan pula karena ingin dilihat orang. Aku hanya lelah. Lelah menahan lapar, lelah menunggu sesuatu yang bahkan aku sendiri tidak tahu apa. Sejak pagi perutku belum terisi. Bukan karena aku sedang berpuasa, tapi memang tak ada yang bisa dimakan. Satu-satunya uang yang tersisa hanya cukup untuk ongkos pulang. Itu pun jika nanti aku memang benar-benar pulang. Dari tempatku duduk, terlihat sebuah warung makan kecil di seberang jalan. Aroma masakannya terbawa angin, mengusik inderaku yang sudah terlalu sering bertahan. Beberapa orang keluar masuk, membawa bungkusan, membawa kenyang. Aku hanya menunduk, menenangkan diri agar tidak berharap apa-apa. Kepalaku mulai terasa berat. Lelah dan lapar seperti berlomba-lomba menekan p...