Langsung ke konten utama

Arca Totok Kerot, Jejak Sejarah di Kediri

 Arca Totok Kerot, Jejak Sejarah di Kediri



Karya: Tri Budi Hamam Ma'ruf

Kediri bukan hanya terkenal dengan sejarah kerajaan dan budayanya, tapi juga peninggalan-peninggalan unik yang masih bisa kita lihat sampai sekarang. Salah satunya adalah Arca Totok Kerot yang berada di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kediri.Arca ini memiliki bentuk yang cukup mencolok karena wajahnya menyerupai raksasa. Ukurannya besar dan kokoh, terbuat dari batu andesit yang dipahat dengan detail pada bagian mata, mulut, serta hiasan kepala. Masyarakat sekitar menyebutnya Totok Kerot karena ekspresi wajahnya yang terlihat garang dan sedikit "menyeringai".Menurut cerita rakyat, arca ini dikaitkan dengan sosok raksasa perempuan yang memiliki hubungan dengan sejarah Kerajaan Kediri. Ada versi yang menyebut bahwa Totok Kerot adalah penunggu atau pengawal kerajaan, ada pula yang menghubungkannya dengan kisah cinta dan penolakan dari seorang raja. Meski begitu, cerita ini lebih bersifat legenda, sementara asal-usul pastinya masih menjadi misteri.Kini, Arca Totok Kerot menjadi salah satu situs sejarah yang sering dikunjungi wisatawan maupun warga lokal. Selain nilai sejarahnya, tempat ini juga menarik untuk dijadikan spot foto dengan nuansa klasik khas peninggalan zaman dahulu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Rumah Kita

 "Indonesia Rumah Kita" Karya:  Vicky Auwalinda      Indonesia bukan hanya sebuah nama di peta dunia. Ia adalah denyut nadi yang mengalir dalam tubuh kita, udara yang kita hirup setiap hari, dan tanah yang menjadi tempat berpijak serta beristirahat. Indonesia adalah rumah, tempat kita lahir, tumbuh, belajar, dan bercita-cita. Rumah ini mungkin tidak selalu sempurna. Ada saat-saat ia goyah, diterpa badai perpecahan, bahkan retak oleh ego dan kesalahpahaman. Namun, bukankah rumah sejati adalah tempat di mana kita belajar memperbaiki, bukan meninggalkan? Indonesia adalah rumah yang tidak boleh kita abaikan, karena di sinilah akar dan masa depan kita tertanam.         Di rumah bernama Indonesia, kita menemukan beragam bahasa, budaya, adat, dan agama. Semua itu ibarat perabotan yang berbeda bentuk, warna, dan fungsi, tetapi justru membuat rumah semakin indah dan lengkap. Kita tidak perlu sama untuk bisa bersatu, cukup saling memahami bahwa perbeda...

BERPUISI DENGAN DENDAM

 "BERPUISI DENGAN DENDAM" Karya :Farisna Amalia K Puisi ini bermula pada keheningan malam Saat udara dingin mendekap tubuh lalu terdiam. Hingga, Terbentang sebuah pemikiran mendalam Akan kenangan-kenangan kelam yang di genggam Menyelimuti tubuh dengan tajam, kejam, dan menikam. Mata terpejam tak bergerak Menyempurnakan ribuan potongan kecil di benak Yang terus-menerus mendobrak, bergejolak,  dan memberontak tanpa ampun menyerbu hingga meledak, dan menyeruak. Bibirku kelu untuk mengungkapkan, Hanya perasaan yang mampu untuk mendefinisikan. Ingin ku ulang, Namun, semua hanya angan yang tertahan di pikiran. Sampai pada akhirnya aku disadarkan oleh kenyataan, Semua yang berakhir tak akan pernah terulang, Semua hanya tinggal serpihan yang terkenang, Meninggalkan jejak yang menyesakkan.

Abadi

 Abadi   By : Indy Deciavani Marifatus S Tentang sosok yg tiba tiba datang, menetap, lalu pergi. Aku tidak tau harus memulai cerita ini darimana. Mungkin dari pertama kali kita bertemu ya? kita sebut aja "my first love". Awal perkenalan kita memang singkat. Jujur saja, aku jatuh cinta padamu karna rambutmu yg sangat lucu itu. Entah kenapa setiap kamu berlari, rambut mu bisa seperti "twing - twing" hehe... itulah yg membuat aku tertarik padamu. Aku pikir perasaan ini ngga akan lama, tetapi aku salah.  Semakin hari aku melihatmu, aku semakin jatuh cinta padamu, hingga aku berasumsi bahwa kamu adalah milikku. Tibalah hari dimana pertama kali aku bisa bermain denganmu, hari dimana aku pertama kali merasakan dibonceng sama kamu. Jujur disitu rasanya campur aduk antara senang tetapi juga deg deg an, karna aku belum pernah merasakan hal sekecil ini yg bisa buat aku bahagia, terlebih dari orang yg aku sayang. Dari situ lah kita menjadi semakin dekat, dan tibalah di hari ...