Berbedakah asal kejadian perempuan dengan
laki-laki? Apakah wanita diciptakan oleh tuhan sebagai khalifah di muka bumi
ataukah mereka merupakan salah satu kotoran ulah setan? Apakah benar yang
digoda dan diperalat oleh setan hanya perempuan dan mungkinkah mereka yang
menjadi penyebab terusirnya manusia dari surga?.
Perempuan seringkali dilihat dan dinilai
sebagai objek. Objektivitas ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik oleh
orang tak dikenal yang sekedar mengomentari tubuh perempuan atau bahkan bisa menjadi
sebuah pelecehan seksual.
Indentitas perempuan seringkali
didefinisikan dengan fisik, dengan kecantikan atau segala hal yang sudah
dikonstruksikan oleh masyarakat tentang perempuan. Perempuan yang hanya
dipandang fisiknya saja, yang seharusnya menjadi madrasah utama bagi anaknya
bahkan bisa membawa perubahan dunia masih saja dipandang sebelah mata oleh
masyarakat. Bahkan wanita yang berprestasi pun masih sempat tidak menerima
keadilan.
Perempuan yang sadar akan kedudukannya pun
terkadang hanya diam tanpa ingin bersuara akan keadilannya. Perempuan pun
ketika dia diberi kesempatan bersuara terkadang lebih memilih diam. Perempuan
sendiri pun kadang tak sadar akan kedudukannya, akan pentingnya kesetaraannya
dan masih banyak lagi tentang itu.
Perempuan merupakan sumber daya manusia memiliki peran fungsional dan juga strategis dalam kehidupan bermasyarakat, dikatakan juga sebagai rahim peradaban. bahkan dalam sejarah perjuangan Indonesia tak terlepas dari pentingnya peran seorang perempuan-perempuan. jumlah kaum perempuan yang cukup dominan, menjadi faktor penting yang tak boleh diabaikan.
kemudian bagaimana Peran seorang Perempuan dalam era saat ini?
peran perempuan tidak bisa disempitkan, perempuan tidak bisa disibukkan hanya berkutat pada tugas ibu rumah tangga. peran perempuan lebih dari itu, perempuan memiliki peran yang sangat luas.
perempuan dengan laki-laki sesungguhnya memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hal pendidikan. Namun, pada kenyataannya saat ini di indonesia masih terdapat stigma "bahwa perempuan tidak perlu memiliki dan mendapatkan hak pendidikan hingga jenjang lebih tinggi." dari stigma itu perempuan harus dapat menghadapi berbagai macam tantangan untuk berdikari di tengah stereotip masyarakat.
Perempuan berdikari, yaitu perempuan yang bertanggung jawab, berprinsip, dapat berdiri sendiri. Memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan kemerdekaannya. Berpendidikan setinggi-tingginya, serta memberikan pemahaman bahwa dengan perempuan memiliki pendidikan tinggi dapat dikorelasikan dengan agama, sosial, pengasuhan, pendidikan dan kesehatan.
maka jadilah perempuan yang memperjuangkan kemerdekaannya. lakukan ikhtiar dengan hanif yang ikhlas, sebab keikhlasanlah yang akan mendapatkan ridho dari Allah Swt.
(Nadia Arliza)
Komentar
Posting Komentar