Langsung ke konten utama

How to build a "Branding Minset"?


 

Your life is as good as your mindset perspektif buku "Sadar Kaya" yang ditulis oleh Mardigu WP

Berbicara mengenai cara untuk belajar setiap orang mempunyai cara tersendiri, salah satunya dengan membaca meskipun di zaman sekarang teknologi udah memudahkan kita untuk belajar seperti YouTube, podcast, e-course l, dan lain-lain tapi kita sendiri masih senang dengan cara konvensional yaitu membaca. Terlepas dari hal itu saya sendiri mencari tahu tentang buku-buku yang membahas tentang enterpreneurship kesadaran finansial dan mindset yang membuat kita lebih were dengan dua hal itu mungkin karena latar belakang yang tidak pernah sekalipun terpikir untuk jadi enterpreneur dan sebetulnya handset ini juga tidak salah karena tidak semua orang juga jadi pengusaha dan ada sebagian orang juga harus bisa jadi cover sebuah startup artinya Ini bukan tentang benar-salah tapi lebih kepada pilihan kita masing-masing. Nah untuk kita yang memang berasal dari keluarga yang tidak memberi cukup pengetahuan tentang dunia usaha dan mental enterpreneurship ini maka ini adalah tugas dan tanggung jawab kita untuk belajar dan mencari tahu.

Melalui buku ini secara pribadi saya ingin sedikit menguraikan dengan mencari tau masalah dimana dan mengerti apa yang harus dilakukan dari 240 halaman buku sadar kaya yang ditulis oleh pak mardigu ini setidaknya ada tiga ide utama yang paling membekas karena ini diulas dari perspektif saya jadi mungkin kita punya sudut pandang dan cara menyimpulkan yang berbeda. Pertama ide utama yang paling sering suka adalah buku ini membongkar cara kita berpikir terhadap diri kita terhadap nasib bagaimana dunia berlaku kepada kita sebagai titik utamanya justru ada pada diri kita bukan pada dunia, sehingga wajar kalau buku ini menggunakan judul sadar sebab yang namanya kesadaran itu pasti dari dalam keluar bukan dari luar ke dalam. Jadi kurang lebihnya buku ini melihat sumber masalah itu ada pada diri kita bukan pada keadaan bukan pada kondisi lingkungan sekalipun keadaan dan kondisi lingkungan tidak mendukung maka kualitas kita tetap ditentukan dari cara kita mengambil sudut pandang karena berpikir itu adalah satu-satunya hal yang kita bisa bebas di dunia ini mungkin banyak diantara kita yang berpikir bahwa we are just send Join this life kita hanya penumpang dalam hidup ini. Nah tetapi di dalam buku ini justru "We Are The Pilot of this life" kita yang nentuin ibarat kapal kita mau dibawa kemana mungkin arah angin bisa datang darimana aja namun layar kita mau dibentangkan kemana ini adalah pilihan mindset dan pilihan sikap kita. Kita selama ini merasa nggak sadar bahwa cara kita mengendalikan setir proses dengan mengambil sudut pandang yang ternyata itu banyak dipengaruhi oleh apa yang kita lihat, baca, dan dengar lingkungan. Kedua adalah "the idea of looking from a bigger" perspektif buku ini bukan hanya membahas perubahan di tingkat individu teman-teman tapi juga di tingkat nasional bahkan dunia ini terasa keren karena membuka kita untuk berpikir ekstra agar tidak terus-menerus tentang diri kita sendiri padahal ada banyak masalah sosial di luar sana yang juga adalah tanggung jawab kita untuk diselesaikan.

Peran akumulasi perubahan-perubahan saat ini mulai meningkat dari sisi kecil ke besar sehingga menjadi satu kesatuan dalam buku ini, mengingat tidak ada peribahasa yang bilang bahwa perubahan besar itu hanya bisa terjadi saat kita melakukan perubahan kecil dan perubahan terkecil yang bisa kita lakukan itu dimulai dari diri kita sendiri kalau perubahan individu itu kita lakukan secara bersama-sama dia akan menjawab keputusan individu kalau dilakukan secara konsisten menjadi habit atau kebiasaan yang perlu dilakukan perlahan, dan akan menjadi karakter satu generasi. Realitas sosial itulah yang akan membongkar karakter generasi kita yang bersangkutan dengan kata lain buku ini memanggil tanggung jawab sosial dan moral kita sebagai warga negara Indonesia untuk mulai melihat sumber masalah dan memperbaiki dari hal paling kecil yang bisa kita lakukan yaitu cara pandang atau mindset kita terhadap apa yang terjadi disekitar kita bahkan di bangsa kita karena dengan mengubah software dan inputnya maka besar kemungkinan outputnya juga akan berubah.

Minggu, 31 Juli 2022

 

Nur Intan Wiji Agustin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Rumah Kita

 "Indonesia Rumah Kita" Karya:  Vicky Auwalinda      Indonesia bukan hanya sebuah nama di peta dunia. Ia adalah denyut nadi yang mengalir dalam tubuh kita, udara yang kita hirup setiap hari, dan tanah yang menjadi tempat berpijak serta beristirahat. Indonesia adalah rumah, tempat kita lahir, tumbuh, belajar, dan bercita-cita. Rumah ini mungkin tidak selalu sempurna. Ada saat-saat ia goyah, diterpa badai perpecahan, bahkan retak oleh ego dan kesalahpahaman. Namun, bukankah rumah sejati adalah tempat di mana kita belajar memperbaiki, bukan meninggalkan? Indonesia adalah rumah yang tidak boleh kita abaikan, karena di sinilah akar dan masa depan kita tertanam.         Di rumah bernama Indonesia, kita menemukan beragam bahasa, budaya, adat, dan agama. Semua itu ibarat perabotan yang berbeda bentuk, warna, dan fungsi, tetapi justru membuat rumah semakin indah dan lengkap. Kita tidak perlu sama untuk bisa bersatu, cukup saling memahami bahwa perbeda...

BERPUISI DENGAN DENDAM

 "BERPUISI DENGAN DENDAM" Karya :Farisna Amalia K Puisi ini bermula pada keheningan malam Saat udara dingin mendekap tubuh lalu terdiam. Hingga, Terbentang sebuah pemikiran mendalam Akan kenangan-kenangan kelam yang di genggam Menyelimuti tubuh dengan tajam, kejam, dan menikam. Mata terpejam tak bergerak Menyempurnakan ribuan potongan kecil di benak Yang terus-menerus mendobrak, bergejolak,  dan memberontak tanpa ampun menyerbu hingga meledak, dan menyeruak. Bibirku kelu untuk mengungkapkan, Hanya perasaan yang mampu untuk mendefinisikan. Ingin ku ulang, Namun, semua hanya angan yang tertahan di pikiran. Sampai pada akhirnya aku disadarkan oleh kenyataan, Semua yang berakhir tak akan pernah terulang, Semua hanya tinggal serpihan yang terkenang, Meninggalkan jejak yang menyesakkan.

Abadi

 Abadi   By : Indy Deciavani Marifatus S Tentang sosok yg tiba tiba datang, menetap, lalu pergi. Aku tidak tau harus memulai cerita ini darimana. Mungkin dari pertama kali kita bertemu ya? kita sebut aja "my first love". Awal perkenalan kita memang singkat. Jujur saja, aku jatuh cinta padamu karna rambutmu yg sangat lucu itu. Entah kenapa setiap kamu berlari, rambut mu bisa seperti "twing - twing" hehe... itulah yg membuat aku tertarik padamu. Aku pikir perasaan ini ngga akan lama, tetapi aku salah.  Semakin hari aku melihatmu, aku semakin jatuh cinta padamu, hingga aku berasumsi bahwa kamu adalah milikku. Tibalah hari dimana pertama kali aku bisa bermain denganmu, hari dimana aku pertama kali merasakan dibonceng sama kamu. Jujur disitu rasanya campur aduk antara senang tetapi juga deg deg an, karna aku belum pernah merasakan hal sekecil ini yg bisa buat aku bahagia, terlebih dari orang yg aku sayang. Dari situ lah kita menjadi semakin dekat, dan tibalah di hari ...