by: UMI NIKMATUL MAULA "Bun, abang mana?" lirih laki-laki mungil yang terbaring di brankar rumah sakit. Wajahnya penuh lebam. Kulitnya putih pucat. Tangannya terpasang selang infus. "Udah, kamu istirahat aja," balas sang bunda tak kalah lirih. Suasana ruangan serba putih itu sunyi. Hingga lelaki dengan kumis tipis datang dan membangun suasana. "Adek udah enakan?" tanyanya menghilangkan sunyi. Lelaki bernama Alfarezi itu hanya mengangguk. Pria berusia dua belas tahun itu tak ingin bersuara. "Tadi kata dokter. Adek besok udah boleh pulang." "Beneran, Yah? Berarti bisa ketemu Abang dong? Adek kangen banget sama Abang. Dua hari di rumah sakit ga ketemu Abang sama sekali." Sejak pertengkaran yang cukup mengerikan itu terjadi. Sang bunda tak mengizinkan kakak adik itu bertemu. Bukan maksud memisahkan, hanya saja bundanya tak mau terjadi pertengkaran lagi. "Abang Rizi liburan ke rumah nenek, Sayang. Tapi kita tetep tahun baruan bareng ko...