Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025

Bahagia Itu Sederhana

"Bahagia Itu Sederhana" Karya: Salwa Agus Tiara  Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Awan. Dia bukan anak orang kaya, rumahnya sederhana, dan hidup pun seadanya. Tapi Awan selalu merasa cukup dan hidup bahagia bersama ibunya. Setiap pagi, dia membantu ibunya menyapu halaman sebelum berangkat sekolah. Sepulang sekolah, dia bermain di sungai bersama teman-temannya, berlari-lari di sawah, atau sekadar duduk di bawah pohon sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Suatu hari, seorang lelaki dari kota datang ke desa itu. Ia memperhatikan Awan yang tertawa lepas sambil berlarian di tengah hujan. Dengan heran, lelaki itu bertanya, “Nak, apa yang membuatmu begitu bahagia?”Awan tersenyum lebar. “Aku nggak tahu, Om. Aku cuma merasa senang bisa bermain, makan bersama keluarga, tidur nyenyak di malam hari, itu sudah cukup buatku.” Lelaki itu terdiam dan merenungi kehidupannya. Selama ini dia selalu bekerja keras di kota, mengejar uang, dan kesuksesan. Namun, dia selalu merasa a...

Cahaya Ramadhan di Rumah Sederhana

"Cahaya Ramadhan Di Rumah Sederhana" By: Jonathan Alif Rizkyano Malam itu, bulan sabit menggantung di langit, bersinar lembut di antara gemerlap bintang. Di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota, seorang bocah bernama Ilham duduk di teras, menatap langit dengan mata berbinar. Besok adalah awal Ramadhan, bulan yang paling ia nantikan setiap tahun. "Bu, nanti sahurnya kita makan apa?" tanya Ilham sambil menggoyang-goyangkan kakinya. Ibunya, Bu Siti, tersenyum lembut. "Kita makan apa saja yang ada, Nak. Yang penting niatnya." Ilham mengangguk. Sejak kecil, ia terbiasa dengan kehidupan sederhana. Ayahnya sudah lama tiada, dan ibunya bekerja sebagai penjahit rumahan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Meski tak berlimpah harta, Ilham selalu diajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan dari apa yang dimiliki, tapi dari rasa syukur dan keikhlasan. Saat sahur tiba, Ilham bangun dengan penuh semangat. Di meja, hanya ada sepiring nasi dengan telur dadar dan sambal. ...

Abadi

 Abadi   By : Indy Deciavani Marifatus S Tentang sosok yg tiba tiba datang, menetap, lalu pergi. Aku tidak tau harus memulai cerita ini darimana. Mungkin dari pertama kali kita bertemu ya? kita sebut aja "my first love". Awal perkenalan kita memang singkat. Jujur saja, aku jatuh cinta padamu karna rambutmu yg sangat lucu itu. Entah kenapa setiap kamu berlari, rambut mu bisa seperti "twing - twing" hehe... itulah yg membuat aku tertarik padamu. Aku pikir perasaan ini ngga akan lama, tetapi aku salah.  Semakin hari aku melihatmu, aku semakin jatuh cinta padamu, hingga aku berasumsi bahwa kamu adalah milikku. Tibalah hari dimana pertama kali aku bisa bermain denganmu, hari dimana aku pertama kali merasakan dibonceng sama kamu. Jujur disitu rasanya campur aduk antara senang tetapi juga deg deg an, karna aku belum pernah merasakan hal sekecil ini yg bisa buat aku bahagia, terlebih dari orang yg aku sayang. Dari situ lah kita menjadi semakin dekat, dan tibalah di hari ...